Amin Idris: Calon Sekda Harus yang Dekat dengan Masyarakat
Islamic Centre Bekasi tidak mengurusi peroalan-persoalan politik praktis baik nasional maupun lokal. Demikian dikatakan Amin Idris, Sekretaris Umum Yayasan Nurul Islam KH Noer Alie selaku pengelola Islamic Centre Bekasi menjawab pertanyaan Media tentang sedang dilakukannya seleksi jabatan Sekda Kota Bekasi.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang seleksi jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi, Amin menjawab bahwa itu ranah praktis yang sepenuhnya menjadi wewenangnya Walikota.
“Tentang seleksi itu Islamic tidak memiliki kapasitas untuk mengomentari. Itu haknya walikota,” katanya.
Namun sebagai lembaga dakwah yang punya perhatian terhadap keummatan, Islamic pun tidak dilarang untuk memberi harapan atau masukan kepada pemerintah.
Misalnya, apapun dan bagaimanapun mekanisme pemilihannya, hendaknya seleksinya dilakukan secara fair.
Sehingga yang terpilih sebagai Sekda adalah orang baik dari track record yang bisa dipertanggungjawabkan.
Ukuran baiknya juga tidak mungkin dilihat secara normatif saja. Tapi secara kasat mata dapat tercermin dari seberapa intens tokoh itu terlibat dalam kegiatan keummatan. Misalnya apakah dia dekat dengan masyarakat dan tokoh tokoh ulama, apakah dia faham sosiologi kultural masyarakat Bekasi.
“Ukuran sederhananya pemkot akan ideal bila sekdanya dipegang oleh tokoh yang dekat dengan para ulama dan ormas ormas Islam,” katanya lagi.
Seberapa besar dayaterima rakyat dan para ASN yang ada di Kota Bekasi, dan seberapa kuat kemampuannya dalam membina ASN yang jumlahnya ratusan ribu di lingkungan pemkot Bekasi. Begitu kata Amin Idris, tokoh asli Bekasi yang pernah mondok di Pesantren Attaqwa.
Seperti diberitakan media, saat ini ada empat nama yang muncul mengikuti seleksi jabatan Sekda. Mereka adalah Lintong Dianto Putra AP, SH. Dr Inayatulloh, M.Pd. Drs Junaedi dan Drs. Hudi Wijayanto, M.Si
Hanya satu di antara mereka yang akan terpilih sebagai Sekda. Karena itu diharapkan yang terpilih adalah orang yang sehari hari memang dekat dengan masyarakat. (*)
