Sejarah dan Realitas Konflik Palestina-Zionis Israel

Oleh KH. Ahmad Salimin Dani, MA. (Ketua Dewan Da’wah Kota Bekasi)

Ayo kita belajar sejarah…!
Kemerdekaan bangsa Palestina suatu keharusan dan menjadi tanggung jawab setiap orang yang memiliki jiwa kemanusiaan, saat ini tidak dapat dibantah, bahwa masalah Palestina adalah masalah yang paling tragis sejak permulaan abad ke-20.

Suatu bangsa yang tak berdosa diteror dan diusir dari tanah airnya sendiri oleh kekuatan-kekuatan asing, yang ingin membangun di Timur Tengah kekuatan lobby politik dan juga ingin membangun pangkalan militer untuk memecahbelah kekuatan umat Islam dan membrangus Nasionalisme Arab.

Dan semua yang dilakukan oleh kekuatan Zionis Amerika dan negara-negara penjajah Eropa adalah upaya untuk membendung kebangkitan Islam.

Pernyataan seperti itu pernah disampaikan Roeslan Abdul Gani mantan Menlu RI dalam Seminar memperingati Hari Solidaritas kemanusiaan Internasional untuk Rakyat Palestina yang disponsori UNIC Jakarta dan Panitia Indonesia Pembantu Pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha tahun 1987.

Palestina adalah negara yang sah dan berdaulat, tetapi sebagian wilayahnya diduduki zionis Israel dan sebagian lagi dikuasai Mesir, Jordan dan Syiria. Negara zionis Israel diproklamirkan di daerah Palestina semenjak 1949. Zionis Israel tak pernah berhenti melakukan Genosida dan setiap hari dan tahun mengusir bangsa Palestina dari negerinya demi memperluas wilayah jajahannya.

Pertempuran yang membawa kekalahan beberapa kali terjadi di pihak bangsa Palestina. Sehingga wilayah Palestina terus berkurang dan Zionis Israel terus bertambah luas wilayah jajahannya.

Baru sekarang Zionis Israel dan Amerika hampir bertekuk lutut dibawah tekanan Rudal al Fatih dan Sijjil Iran.

Kecurigaan dan kabar bohong (hoax) sangat cepat memancing aksi kekerasan sehingga makin memperkeruh situasi konflik, ini karena banyak orang yang tidak paham akar konflik perang Israel-Iran yang ingin mengusir penjajah Zionis Israel hengkang dari negara Palestina. Dan ini menjadi semboyan Revolusi Islam kaum Mullah Iran yang akan membebaskan Baitul Maqdis. Dan Republik Islam Iran adalah satu-satunya negara Islam yang anti Zionis.

Sesuai sunnatullah di dunia ini tak ada yang abadi dan langgeng, kecuali ketidakabadian itu sendiri.

Sekian dekade yang lampau Yasser Arafat (1929-2004) simbol perjuangan rakyat Palestina menghadapi zionis Israel. Ia pernah ditanya sahabatnya dari Indonesia yaitu Drs. H. Lukman Harun (almarhum) mantan Ketua DPP Muhammadiyah: Kapan berakhirnya perjuangan pembebasan Palestina?

Yasir Arafat menjawab; terserah Allah. Mungkin 10, 20, 100 ataupun 1000 tahun. Pokoknya rakyat Palestina akan berjuang terus dari satu generasi ke generasi sampai terwujudnya kemerdekaan negara Palestina.

Kata Roeslan Abdul Gani: Indonesia tak pernah lelah mendukung perjuangan bangsa Palestina. “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel. “Dan negara mana pun yang menjajah Palestina dan Baitul Maqdis. Dan ini sejalan dengan pernyataan tegas Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno.

Penghargaan dan perlindungan kemanusiaan ternistakan, selama puluhan tahun Palestina dijajah Zionis Israel telah terjadi pelanggaran hak-hak asasi manusia.

Dalam perspektif Hak Asasi Manusia (HAM), hak untuk hidup adalah hak setiap manusia yang tidak boleh dihilangkan dalam situasi apa pun. Orang bijak mengatakan, cacing sekali pun kalau diinjak pasti melawan.

Dari sudut teo-antroposentris, Zionis Israel mungkin tidak menyadari bahwa yang mereka lakukan sebetulnya menentang kitab sucinya sendiri. Tidak ada hak suatu bangsa untuk menghukum dan bertindak sewenang-wenang kepada bangsa lain karena rasa chauvinisme yang sempit.

Konflik Palestina dan Israel yang berbalut kekerasan, teror dan pemboman, menjadi ancaman serius hak hidup warga Palestina. Banyak pihak menuding Israel tengah melakukan ethnic cleansing (genosida) terhadap warga Palestina di Gaza demi menguasai wilayah Gaza.

Ketika Zionis Israel menyerang balik ke Palestina dengan dalih menghancurkan tempat-tempat persembunyian dan markas Hamas, tetapi justru menyasar pemukiman padat penduduk, masjid dan rumah sakit. Rumah Sakit Baptis di Gaza juga menjadi sasaran serangan udara zionis Israel.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dibangun oleh MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) sesuai cita-cita perjuangan kemanusiaan almarhum dr. Joserizal Jurnalis dengan dana sumbangan masyarakat Indonesia sejak 2010, terpaksa berhenti beroperasi akibat kerusakan pasca serangan zionis Israel dan terputusnya pasokan peralatan medis di tengah membludaknya pasien. Serangan udara pasukan Zionis Israel dan ledakan bom merusak Wisma Indonesia dr. Yoserizal Jurnalis di Gaza, tempat tinggal para relawan kemanusiaan.

Serangan zionis Israel pada 7 November hingga 2 Juli 2025 korban jiwa Palestina di Gaza dan Tepi Barat, mencapai sedikitnya 56.647 warga Palestina Yang meninggal dunia akibat perang genosida Zionis Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Selasa, 1 Juli 2025. Sementara korban luka mencapai 30.000 orang. Dua per tiga korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak. Genosida tentara Zionis Israel ke Palestina juga menyasar para jurnalis yang bertugas di Gaza. Sejauh ini dilaporkan 36 orang jurnalis telah tewas dalam insiden tersebut, tiga di antaranya jurnalis Israel.

Masyarakat dunia menyaksikan kejahatan perang modern yang mengakibatkan gugurnya ribuan manusia, anak-anak yang tak berdosa, jutaan pengungsi, cacat permanen korban yang masih hidup, pemutusan aliran listrik dan air, dan tindakan memblokade bantuan kemanusiaan di wilayah konflik dan kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan terjadi secara kasat mata.

Setelah pendekatan diplomasi dan wibawa hukum internasional seolah tidak berdaya, pendekatan kemanusiaan menjadi harapan terakhir untuk menghentikan kekerasan Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina. Tetapi apakah keganasan zionis Israel mereda?

Kesadaran kemanusiaan harus bicara dan memberikan daya penglihatan yang jernih terhadap ketidakadilan Dunia Barat dan Amerika.

Dalam kubu perjuangan bangsa Palestina sendiri timbul faksi-faksi militan yang tidak bersatu. Pada skala yang lebih besar negara Zionis Israel dipandang musuh oleh sebagian negara di Timur Tengah dan dipandang kawan oleh sebagian lainnya.

Persoalan hilir kadang diributkan dan membuat lupa persoalan hulu yang lebih besar.

Konflik bangsa Palestina dan Zionis Israel menjadi masalah internasional yang multidimensi.

Keprihatinan global dan hati nurani umat manusia sepakat mendukung penghentian peperangan, penghentian genosida oleh pasukan Zionis Israel terhadap bangsa Palestina serta pembebasan kompleks tempat suci Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem.

Dan juga Kota Gaza, di sana tempat kelahiran Imam Syafii (150H/767M – 204 H/819 M) itu kini sebagian kemegahan bangunannya telah porak-poranda akibat perang dan agresi Zionis Israel.

Dan siapa yang bisa membungkam kepongahan Zionis Israel dan sekutunya? Dan siapa yang bisa menyetop kekejaman zionis Israel yang sedang melakukan gesidz terhadap bangsa Palestina?

Kepentingan menyelamatkan umat manusia adalah hukum tertinggi yang harus dihormati. Umat manusia menurut fitrahnya mendambakan dunia yang berwajah santun, damai dan tolong-menolong. Bukan dunia yang menjadi tempat paling ganas, kejam, di mana sebagian manusia bagai serigala dan pemusnah bagi manusia lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *